Buku, Gen Z dan Bangsa, Literat

Rabu, 17 Mei 2023 - 17:26:58


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Apa arti buku bagi seorang Presiden Joko Widodo? Bagi Presiden Jokowi, buku masih menjadi sumber utama pengetahuan, yang menyimpan dan menyampaikan ide, nilai, dan budaya dari generasi ke generasi.

Ungkapan orang nomor satu Republik Indonesia itu patut digarisbawahi. Apa pasal? Hingga hari ini, buku masih dibaca, ditulis, dan diterbitkan, di tengah-tengah perkembangan teknologi dan distorsi informasi.

Lewat buku, ide, nilai, dan budaya disimpan dan disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Buku yang ditulis oleh generasi Baby Boomers (lahir 1946-1964) akan dibaca oleh generasi X (lahir 1965-1976).

Berikutnya, buku yang ditulis oleh generasi X akan dibaca oleh generasi Y (lahir 1977-1984). Demikian halnya generasi Z (lahir 1995-2010) dan generasi Alpha (lahir 2011-2025). Kelak, tiap-tiap generasi (idealnya) bertumbuh sebagai generasi literat.

Budaya Literasi Gen Z

Terkait itu, generasi Z (gen Z) menjadi fenomena menarik saat ini. Gen Z menyebar dari jenjang SMP, SMA, PT, hingga dunia kerja.

Sejak kelahirannya, gen Z lekat dengan teknologi. Para pakar menyebut gen Z sebagai pemula digital (digital native).

Berbeda jauh dengan generasi-generasi sebelumnya, yang disebut sebagai imigran digital (digital immigrant).

Penguasaan gen Z atas media sosial/teknologi terbilang lebih baik daripada generasi Baby Boomers, X, dan Y.

Para siswa lebih cekatan mengakses Google daripada membaca buku siswa terbitan Kemendikbudristek.

Para guru juga lebih piawai membuat Google Form daripada membuat selebaran angket. Pun, para mahasiswa lebih asyik mengakses Quizizz daripada mengisi lembaran kuis.

Semua itu menunjukkan, betapa gen Z memiliki budaya literasi yang berbeda, unik, dan menarik dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Riset-riset terkini, seperti Pratiwi, dkk. (2019), Sulistiyo (2020), Nani, dkk. (2021), Sari & Berlianantiya (2022), dan Fungky, dkk. (2022) mengindikasikan budaya literasi gen Z beragam.

Gen Z memiliki literasi keuangan, literasi budaya dan kewargaan, serta literasi manusia.

Ditambah lagi dengan literasi Big Data dan artificial intelligence (AI). Mencermati hal itu, kita perlu ikhtiar besar agar gen Z dan generasi berikutnya tetap bertumbuh menjadi generasi literat.

Pertama, kita perlu menggagas kepemimpinan literasi (literacy leadership) dari pemerintah pusat hingga daerah.

Presiden Jokowi telah menulis dan menerbitkan buku Anti-Mager untuk Indonesia Maju dan Jokowi Anti-Mager untuk Indonesia Maju.

Dua buku itu menjadi bukti bahwa Jokowi telah mewujudkan kepemimpinan literasi.

Kita juga masih menanti para pemimpin pusat dan daerah menulis dan menerbitkan buku.

Kedua, kita perlu kebijakan afirmatif terkait budaya literasi. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015, yang memuat kegiatan membaca buku 15 menit sebelum memulai pembelajaran layak didukung.

Kita berharap, agar tiga kementerian (Kemendikbudristek, Kemenag, dan Kemendagri) dapat berkolaborasi dan berinovasi demi tumbuhnya budaya literasi di masyarakat.

Salah satunya ialah menerbitkan kebijakan afirmatif terkait budaya literasi masyarakat Indonesia.

Menuju Bangsa Literat

Ketiga, kita perlu memiliki keluarga dan sekolah berbasis literasi. Dalam pemikiran Ki Hadjar Dewantara, alam keluarga dan alam perguruan menjadi dua pusat pendidikan amat penting bagi anak-anak (Pusara, Februari 1940, Jilid X, No. 2).

Orang tua yang gemar membaca akan menjadi contoh bagi anak-anaknya.

Begitu juga guru yang gemar menulis akan menjadi contoh bagi siswa-siswanya.

Dari situ, keluarga dan sekolah berdaya guna dalam penumbuhan literasi bangsa.

Kita berharap, Indonesia menjadi bangsa literat di masa-masa mendatang.

Indonesia kita, seperti kata Najwa Shihab, adalah sebuah buku yang terbuka dan setiap generasi harus mengisinya dengan karya.

Generasi Baby Boomers, X, dan Y telah berkarya. Kini, yang kita tunggu-tunggu, gen Z dan Alpha juga berkarya.

Ke depan, kita sungguh-sungguh mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah Indonesia yang hebat dengan literat. Selamat Hari Buku Nasional! (*)

 

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen UAD; Mahasiswa S-3 UNY; Meraih Prestasi Dosen Penggerak Publikasi Media Massa 2023