Radarjambi.cita-cita Ki Hadjar Dewantara, yaitu kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas
Lewat Instagram-nya @nadiemmakarim (2/5/2022), Mendikbudristek menulis kata-kata di atas.
Ia meyakini, cita-cita Ki Hadjar Dewantara (KHD) dapat diwujudkan melalui program Merdeka Belajar.
Termasuk dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2023 lalu. Tema Hardiknas 2023 adalah Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.
Pertanyaannya kini, apa dan bagaimana pelaksanaan program-program Merdeka Belajar?
Spirit Merdeka Belajar memang digali dari buah-buah pikiran KHD.
Misalnya, KHD pernah menganggit: guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan baik saja, tetapi harus juga mendidik si murid akan dapat mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum. Anggitan ini terdapat di majalah Wasita, Th. I, No. 4, edisi Juni 1935.
Dari anggitan itu, Kemendikbudristek menggulirkan program Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
Guru Penggerak
Melalui PGP atau Guru Penggerak, para guru didorong mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi secara mandiri.
Selain itu, guru didorong aktif merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melibatkan orang tua.
Para guru lulusan PGP kelak menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah.
Selain soal guru, buah pikiran KHD juga menyinggung soal tripusat pendidikan. KHD pernah menganggit: di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda.
Anggitan KHD ini menjadi cikal-bakal terwujudnya program Komunitas Belajar di Sekolah. Program ini terkait erat dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Terkait itu, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Ditjen GTK, Praptono, pernah berkata, jantung dari IKM adalah komunitas belajar.
Jika komunitas belajar berjalan dengan baik, kesulitan yang dihadapi oleh guru dapat diatasi secara bersama-sama. Komunitas belajar di sekolah beragam.
Di antaranya, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), Komite Sekolah, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Dalam IKM, guru dan siswa terlibat dalam beragam program pembelajaran. Salah satunya ialah Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (disingkat P5).
Lewat P5, siswa dapat belajar pada tripusat pendidikan ala KHD, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sebagai contoh, P5 SMAN 1 Dampit bertema gaya hidup berkelanjutan.
Dalam P5 itu, guru dan siswa melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik, pembuatan kerajinan dari sampah anorganik, dst.
Dalam IKM pula, guru dan siswa dapat melaksanakan pembelajaran berbasis proyek dan masalah.
Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII, siswa dapat membuat proyek dokumentasi kisah terkait cerita rakyat.
Misalnya, siswa dari satuan pendidikan daerah Prambanan, Sleman, didorong membuat proyek dokumentasi kisah asal usul terjadinya Candi Prambanan.
Lewat proyek itu, siswa aktif berdiskusi, berkarya, dan berkolaborasi dengan sebayanya.
Setelah 2024?
Secara umum, pelaksanaan program-program Merdeka Belajar relatif berjalan lancar.
Kepala Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, dan Organisasi Penggerak bermanfaat bagi satuan pendidikan. Platform Merdeka Mengajar juga berguna bagi para guru dalam praktik mengajar di kelas.
Di samping itu, Kampus Mengajar juga berdampak positif terhadap relasi satuan pendidikan (SD/SMP/SMA) dan kampus, terutama LPTK PTN dan PTS.
Di balik keberhasilan program-program Merdeka Belajar itu, terselip kalimat tanya: apakah program-program itu terhenti pada 2024 mendatang? Seia-sekata dengan Mas Menteri, kita berharap, program-program Merdeka Belajar adalah penentu masa depan Indonesia.
Untuk itu, kita terus lanjutkan, tingkatkan, dan gerakkan, serta semarakkan perubahan pendidikan nasional untuk spirit Merdeka Belajar. Selamat Hari Pendidikan Nasional!.(*)
Penulis: Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY; Pengurus ADOBSI Periode 2019-2024.