Membuat Kajian Hasil Penelitian yang Relevan (6)

Selasa, 02 Mei 2023 - 12:25:41


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Setelah menyelesaikan Bab I, marilah kita beralih mengerjakan Bab II.

Bab II terdiri atas kajian hasil penelitian yang relevan, kajian teori, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. Dalam tulisan ini, kita berfokus pada kajian hasil penelitian yang relevan.

Kajian hasil penelitian yang relevan berisikan uraian hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan proposal penelitian yang sedang dikerjakan oleh mahasiswa.

Kata relevan itu bisa dimaknai relevan dengan objek penelitian dan subjek penelitian.

Sebagai contoh, proposal penelitian berjudul “Pronomina Persona dalam Buku Macan: Cerpen Pilihan Kompas 2020 dan Kaitannya dengan Bahan Ajar Teks Cerpen di Kelas IX SMP”.

Dalam proposal penelitian itu, objek penelitian berupa pronomina persona dan subjek penelitian berupa buku Macan: Cerpen Pilihan Kompas 2020.
Setelah mengetahui objek dan subjek penelitian, mahasiswa dapat memanfaatkan laman Google Scholar atau Google Cendekia.

Lewat laman itu, mahasiswa dapat mencari referensi artikel jurnal, hasil penelitian, dan makalah prosiding yang relevan dengan proposal penelitiannya.

Terkait itu, sebaiknya artikel jurnal, hasil penelitian, dan makalah prosiding yang dicari yang terbit dalam kurun lima tahun terakhir dan/atau sepuluh tahun terakhir.

Di laman Google Scholar atau Google Cendekia (https://scholar.google.com), ada menu pilihan waktu, antara lain, “Kapan saja”, “Sejak 2023”, “Sejak 2022”, “Sejak 2019”, dan “Rentang khusus”. Jika ingin mencari referensi dalam kurun lima tahun terakhir (2023-2018), bisa gunakan menu “Sejak 2018” atau “Rentang khusus 2018-2023” dan klik tombol Telusuri.

Berikutnya, mahasiswa dapat memilah dan memilih referensi yang relevan.

Khusus topik pronomina persona dalam buku Macan: Cerpen Pilihan Kompas 2020, misalnya, referensi yang dipilih adalah artikel jurnal, hasil penelitian, dan makalah prosiding bertopik pronomina persona bahasa Indonesia.

Apabila dijumpai referensi tentang pronomina persona selain bahasa Indonesia, hal itu tidak bisa digunakan.

Sebaliknya, apabila dijumpai referensi tentang pronomina persona bahasa Indonesia dalam teks tertentu, hal itu bisa digunakan.

Di samping objek penelitian, kajian hasil penelitian yang relevan juga menyinggung subjek penelitian. Misalnya, terdapat hasil penelitian terdahulu yang subjeknya berupa buku Macan: Cerpen Pilihan Kompas 2020.

Bedanya, penelitian terdahulu pada aspek konjungsi subordinatif, sedangkan penelitian yang sedang dikerjakan pada aspek pronomina persona. Dengan begitu, referensi tadi dapat digunakan dalam proposal penelitian.

Dalam uraian kajian hasil penelitian yang relevan juga diulas persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dan penelitian sekarang.

Persamaan dan perbedaan dapat terletak pada aspek objek penelitian, subjek penelitian, rentang waktu subjek penelitian, dan teori acuannya.

Sebagai contoh, teori pronomina persona dapat diacu dari Harimurti Kridalaksana pada bukunya Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Atau bisa juga diacu dari Anton M.

Moeliono, dkk. dalam bukunya Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat.

Di bawah ini penulis contohkan uraian kajian hasil penelitian yang relevan. Semoga dapat membantu pemahaman pembaca terhadap kajian hasil penelitian yang relevan.

Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang tindak tutur direktif guru telah dilakukan oleh beberapa peneliti, seperti Prayekti, dkk. (2015), Wati, dkk. (2017), Robiah, dkk. (2017), Kaka (2017), dan Darwis (2018).

Penelitian-penelitian itu memiliki relevansi dengan penelitian ini. Berikut ini merupakan uraian kajian hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Pertama, penelitian Prayekti, dkk. berjudul “Tindak Tutur Direktif Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMP Islam Al Hikmah Jember” (2015).

Penelitian Prayekti, dkk. itu berupa skripsi di Universitas Jember (Unej), Jember, Jawa Timur.

Penelitian Prayekti, dkk. itu bertujuan untuk mengetahui kategori tindak tutur dan konstruksi tindak tutur pada tuturan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IX SMP Islam Al Hikmah Jember.

Penelitian itu menggunakan metode kualitatif dengan teknik rekam dan simak. Dari hasil penelitian ditemukan enam kategori tindak tutur direktif.

Enam kategori tersebut adalah requistives, questions, requirements, prohebitives, permissives, dan advisoris.

Sementara itu, untuk konstruksi tindak tutur direktif ditemukan delapan konstruksi tindak tutur direktif, yaitu imperatif perintah, larangan, permintaan, suruhan, desakan, persilaan, anjuran, dan mengizinkan.

Penelitian Prayekti, dkk. memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini.

Persamaan penelitian Prayekti, dkk. dengan penelitian ini adalah sama-sama bertopik tentang tindak tutur direktif guru dalam pembelajaran.

Sementara itu, perbedaan penelitian Prayekti, dkk. dengan penelitian ini adalah tempat penelitian Prayekti, dkk. di kelas XI SMP Islam Al Hikmah Jember, sedangkan tempat penelitian ini di SMKN 3 Yogyakarta.(*)

 

 

Penulis: Sudaryanto, M.Pd., Dosen Mata Kuliah Penelitian Bahasa di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan; Mahasiswa S-3 Ilmu Pendidikan Bahasa UNY