Atasi Kekerasan pada Perempuan

Selasa, 09 Mei 2023 - 21:08:52


Iis Suwartini
Iis Suwartini /

Radarjambi.co.id-JAMBI-Komnas Perempuan telah menerima 3.014 kasus kekerasan berbasis gender pada bulan Januarai-November 2022.

Kekerasan yang menimpa kaum perempuan cukup banyak yaitu 860 kasus kekerasan seksual di ranah publik dan 899 kasus di ranah personal.

Hal tersebut membuktikan tingginya tingkat kekerasan yang dialami perempuan.

Perempuan kerap kali menjadi korban kekerasan. Tidak dapat dipungkiri perempuan diposisikan sebagai objek. Penindasan terhadap wanita dan ketidak adilan gender bersifat multidimensi.

Hal tersebut merupakan fenomena sosial yang dapat terjadi karena faktor pribadi, keluarga, sosial, dan nilai-nilai budaya.

Perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengantisipasi permasalahan tersebut.

Kekerasan merupakan tindak kejahatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang maupun kelompok orang yang dapat mengakibatkan penderitaan bagi korbannya baik dari segi fisik, emosional maupun ekonomi.

Bentuk kekekrasan terkait gender banyak macamnya. Kekerasan dapat digolongkan menjadi 4 bentuk diataranya sebagai berikut.

Pertama, kekerasan domestik merupakan kekerasan fisik, pelecehan seksual, pengabaian, emosional, penyalahgunaan, psikologis, termasuk paksaan, intimidasi,dan pelecehan verbal pada lingkup domestik atau rumah tangga.

Hal tersebut dapat dipengaruhi rendahnya tatus sosial pendidikan dan kurangnya dukungan sosial.

Hal tersebut merupakan faktor yang memicu terjadinya kekerasan dalam ranah domestik.

Kedua, Kekerasan emosional adalah kekerasan yang melibatkan secara langsung kondisi psikologis yang menjadi korbannya seperti berkata kasar, membentak, bullying, body shaming dan melakukan perbuatan yang menyakitkan.

Jenis kekerasan emosional sangat membutuhkan penanganan khusus karena berdampak terhadap perkembangan mental seseorang.

Ketiga, kekerasan fisik merupakan tindak kekerasan yang mengakibatkan penderitaan fisik.

Kekerasan fisik salah satu bentuk kekerasan yang dapat mengancam jiwa seseorang.

Penganiayaan fisik merupakan tindakan disengaja yang mengakibatkan cedera fisik seperti menampar, memukul, menggigit, menendang, dan lain sebagainya.

Perilaku kekerasan dapat dilakukan dengan menggunakan benda seperti tongkat, pemukul, pistol, atau pisau. Kekerasan fisik termasuk kedalam tindakan kriminal.

Keempat, kekerasan seksual merupakan tindak kekerasan yang dilakukan dengan mengancam dan memaksa korbannya untuk melakukan hubungan seksual.

Kekerasan seksual meliputi pemaksaan dalam melakukan hubungan seksual seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, esploitasi seksual, prostitusi paksa, dan perbudakan seksual.

Kesadaran masyarakat akan penanganan kekerasan pada perempuan menjadi gerbang terdepan dalam meminimalisasi berbagai bentuk kekerasan.

Kepedulian masyarakat merupakan langkah awal untuk memberantas kekerasan pada perempuan.

Kurangnya pemahaman di masyarakat tentang bentuk-bentuk kekerasan dan upaya penanganan menjadi alasan utama kasus kekerasan pada perempuan bnayak yang tidak tertangani.

Tidak sedikit pelaku kekerasan yang lolos dari jeratan hukuman karna tidak adanya pengaduan.

Korban enggan melaporkan kepada pihak yang berwenang karna rasa takut dan malu khususnya korban kekerasan seksual.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu adanya kerjasama antara pihak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang menangangi kekerasan terhadap perempuan dengan pemangku kebijakan.

Upaya yang dapat dilakukan di masyarakat diantaranya:

(1) melakukan sosialisasi penangangan kasus kekerasan pada perempuan

(2) menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap perempuan dan anak korban kasus kekerasan.

(3) melakukan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan

(4) Melakukan tindakan tegas kepada pelaku kekerasan dengan cara memberikan pendampingann terhadap korban untuk memproses kasus secara hukum

(5) melakukan rehabilitasi, serta

(6) pemberdayaan terhadap korban kekerasan. Hal tersebut dikarenakan kekerasan pada perempuan tidak hanya berdampak pada psikis tetapi juga berdampak pada ekonomi.

Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan bagi korban kekerasan untuk bangkit dan mandiri menunjang perekonomian keluarga.

Kekerasan pada perempuan merupakan tanggung jawab bersama. Dengan memupuk kesadaran dan kepedulian masyarakat diharapkan dapat menekan peningkatan angka kekerasan pada perempuan.

Mari berantas kekerasan terhadap perempuan karena kekerasan bisa terjadi kepasa siapa saja.

Lindungi keluarga, kolega, dan lingkungan masyarakat dari kekerasan.(*)

 

 

Penulis: Iis Suwartini, M.Pd. Dosen PBSI Universitas Ahmad Dahlan