RADARJAMBI.CO.ID, MUARATEBO - Lagi–lagi, gas elpiji ukuran 3 Kg (Melon, red) kembali langka ditingkat eceran. Itu terjadi di Kecamatan Rimbo Ulu dan Rimbo Bujang. Kelangkaan tersebut sudah terjadi sejak satu minggu terakhir dan memicu harga gas melon mencapai Rp 26 ribu pertabung.
Seperti yang diungkapkan oleh Ngatirun, pedagang Sembako yang kesehariannya menjual gas elpiji secara eceran di desa Suka Damai. Menurut pedagang ini, langkanya gas melon karena adanya pengurangan suplay dari pangkalan ke para pengecer.
“Ada pengurangan suplay gas elpiji 3 Kg dari pangkalan, akibatnya kita tidak mampu memenuhi kebutuhan warga,†ujar Ngatirun pedagang eceran gas melon, Rabu (1/7).
Adanya pengurangan suplay gas melon, lanjut Ngatirun, ia tidak mengetahui secara pasti penyebabnya. Yang pastinya, terjadinya kelangkaan gas elpiji subsidi pemerintah ini tidak yang kali pertamanya. Hal seperti ini sudah sering terjadi ditempatnya.
Sementara itu, Budi Santoso, salah seorang warga pengguna gas melon menuturkan, atas keluhan tingginya harga gas elpiji 3 Kg, ditingkat pengecer yang sudah mencapai Rp 26 ribu pertabung.
“Di dekat rumah saya itu ada dua pengecer, stok gas melon sudah putus selama satu Minggu, akhirnya saya beli di pengecer yang ada tapi jauh dari rumah, harganya mahal sekali yaitu Rp 26 ribu satu tabungnya,†tukas Budi.
Budi menuturkan bahwa terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 Kg, disebabkan adanya pemilik Pangkalan yang nakal. Pangkalan tersebut menjual gas melon itu ke luar daerah. Misalnya, Pangkalan itu berdiri di Kelurahan Wirotho Agung, tapi sengaja menjual gas elpiji itu secara eceran ke Kecamatan Tebo Ulu dengan jumlah besar.
“Agen harus ketat melakukan pengawasan kepada pemilik Pangkalan agar tidak menjual gasnya ke luar daerah, langkanya gas melon itu dipicu karena ada penjualan ke luar daerah,†pungkas Budi.
Reporter: Supriyadi
Editor: Gustav
Terbukti Bunyikan Petasan, Dipenjara Selama Ramadhan Hingga Lebaran Usai
Jelang 27 November, Bawaslu Bangun Kolaborasi dengan Tokoh Lintas Agama