Mungkinkah ? Tragedi Pertumpahan Darah di Pelawan, Senjata Makan Tuan

Jumat, 09 Februari 2018 - 21:13:28


Barang Bukti (BB) dan pelaku M Alek (41) ketika menjalani perawatan intensif yang dijaga ketat oleh polisi.
Barang Bukti (BB) dan pelaku M Alek (41) ketika menjalani perawatan intensif yang dijaga ketat oleh polisi. /

RADARJAMBI.CO.ID, SAROLANGUN - Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sarolangun tengah mendalami motif tragedi pertumpahan darah yang terjadi di dusun Sungkai, desa Bukit, Kecamatan Pelawan pada Kamis (8/2) sekitar pukul 22.30 WIB, malam.

Tragedi yang diawali dengan cek cok dan berkelanjutan dengan perkelahian yang sadis, ini ditandai dengan dua lawan satu, artinya melibatkan tiga warga sama-sama desa Pelawan. 

Kedua korban diketahui kakak dan adik, yakni Husni bin Ali Sani (32), warga desa Pelawan, mengalami luka berat dibagain dada sebelah kiri (Meninggal Dunia) dan Khaidir bin Sani (24), warga desa Pelawan, mengalami luka berat di bagian bawah rusuk sebelah kanan. Sementara itu, satu orang pelaku bernama M Alek bin H Lukman (41), warga desa Pelawan, mengalami luka setengah berat dibagian dada bagian kanan. 

Kabag Ops Polres Sarolangun, Kompol Agus Saleh dimintai keterangan via ponsel mengatakan, kini pelaku Alek masih menjalani perawatan intensif dan dalam penjagaan ketat oleh polisi, sedangkan korban Khaidir juga sedang menjalani perawatan intensif. Jadi, pendalaman penyidikan masih menunggu sedikit pulihnya kondisi kesehatan antara pelaku Alek dan korban Khaidir, sehingga proses penyidikan berjalan maksimal.

"Untuk lebih menerangkan peristiwa ini, maka penyidik Polres Sarolangun akan mengumpulkan keterangan yang diperlukan di penyidikan, termasuk keterangan saksi yang melihat kejadian tersebut di TKP,"katanya.

Ditanya, apakah kejadian yang menyilukan ini masuk kearah senjata makan tuan ? Artinya, Senjata Tajam (Sajam) yang digunakan pelaku Alek untuk menikam korban Husni dan korban Khaidir dengan menggunakan Sajam dari korban Husni, dikatakan Kabag Ops, pelaku sudah mengakui jika Sajam yang digunakan pelaku adalah miliknya sendiri. Hanya saja, BB masih dalam pencarian barang.

"Pemicu atas kejadian tersebut diduga adanya dendam lama, tapi untuk lebih mendetail, tentu saja akan diperoleh penyidik dalam melakukan pendalaman proses penyidikan. Begitu juga dengan BB yang digunakan pelaku, ini juga akan didalami,"katanya.

Berdasarkan investigasi dilapangan, Jumat (9/2) sekitar pukul 14.00 WIB, bahwa pelaku Alek tidak ada lagi dirawat di ICU RSUD Chatib Quzwein Sarolangun, namun keterangan dari salah satu medis IGD yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, pasien Alek sudah dirujuk ke RSU Jambi. Tapi, keterangan tersebut berbeda dengan salah satu pengunjung RSUD, ia mengatakan Alek masih dalam penjagaan polisi, kini dirawat di salah satu rawat inap di Kabupaten Sarolangun.

"Pemindahan perawatan pelaku Alek diduga mengantisipasi terjadinya keributan susulan antara sesama kedua belah pihak keluarga. Pasalnya, korban Khaidir masih menjalani perawatan intensif di zaal bedah RSUD, jika Alek masih dirawat di RSUD, kedua belah pihak keluarga akan saling bertemu, ini berpotensi bakal memunculkan suasana kembali memanas, "kata pria berkumis tipis di RSUD.

Ketika mengamati situasi dan kondisi di desa Pelawan Jumat sore, sepertinya kondusif, aktivitas warga tetap berjalan seperti biasa. 

 

 

 

 

Penulis: Charles Rangkuti