KPU Kota Sosialisasi ke Pantai Jompo

Rabu, 20 Februari 2019 - 21:03:22


KPU Kota Melakukan Sosialisasi ke panti Jompo
KPU Kota Melakukan Sosialisasi ke panti Jompo /

Radarjambi.co.id - KOTA JAMBI - Basis Kebutuhan Khusus relawan demokrasi (Relasi) KPU Kota Jambi terus bergerak. Kali ini, giliran Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Luhur Provinsi Jambi yang menjadi lokasi. Di hadapan puluhan lanjut usia (Lansia), pemaparan pendidikan pemilihan dilakukan.

Komisioner KPU Kota Jambi, H Abdul Rahim meminta kepada Lansia untuk semangat menyalurkan suaranya, meskipun saat ini berada di usia ‘’senja’’.

‘’Usia senja tidak menjadi halangan untuk semangat dalam hajatan demokrasi. Kalau bisa, berpenampilan menarik dan baru nanti saat pencoblosan. Saya ingat pengalaman saat di Kerinci, pencoblosan dijadikan hajatan yang sangat penting. Karena hanya dilaksanakan lima tahun sekali,’’ kisah Rahim di PSTW, Rabu (20/2).

Sementara itu, narasumber eksternal, Desy Arianto, mengajak Lansia untuk mengenal lima warna surat suara (susu). Mengingat Pemilu kali ini terdapat lima kertas yang akan dicoblos tentu akan menyulitkan para Lansia.

‘’Harus kenal warna Susu, biar tahu siapa yang akan dipilih. Gunakan hati nurani, saat melakukan pemilihan. Karena Pemilu sebelumnya, tidak sebanyak ini kertasnya,’’ jelas Desy yang juga mantan Komisioner KPU Provinsi Jambi.

Saat sosialisasi, keluhan terdengar dari penghuni Panti Jompo. Tidak hanya terkait bingungnya warna Susu, Namun juga, jauhnya TPS dari lokasi panti. Mengingat kondisi fisik yang dimiliki oleh Lansia tidak layak jika dibawa jauh-jauh ke TPS terdekat.

‘’Kalau bisa, TPS kami sendiri jadi tidak merepotkan nenek dan kakek di sini. Kalau Pemilu sebelumnya, kami angkut dengan menggunakan ambulance. Jika bisa dekat, dan di panti inilah,’’ ujar Amirul, perwakilan PSTW.

Tidak hanya lokasi TPS, kebingungan peghuni Panti yang menyandang disabilitas sensorik mata (gangguan penglihatan) juga diutarakan saat itu. Mengingat kondisi disabilitas diperoleh mereka karena faktor usia, bukan bawaan lahir.

Jadi tidak familiar dengan kertas suara berbentuk braile yang disediakan oleh KPU.

‘’Gangguan penglihatan yang diderita oleh kakek dan nenek di sini kan bukan bawaan lahir. Jadi tidak biasa dengan kertas yang disediakan KPU untuk tuna netra. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut,’’ tanya Amirul lagi.

Mendengar pertanyaan tersebut, Desy berkata pihak KPU Kota Jambi akan mendatangi lokasi panti dan menjelaskan mekanisme pendampingan saat pencoblosan.

‘’Boleh didampingi, asalkan yang mendampingi bisa menjaga rahasia. Apa yang dipilih serta siapa yang dicoblos tetap menggunakan azaz rahasia,’’ jelas Desy lagi.

 

 

Reporter : Hilman

Editor     : Ansori