Kurikulum Merdeka Dalam Sorotan

Selasa, 17 Januari 2023 - 14:18:29


Sudaryanto
Sudaryanto /

Radarjambi.co.id-Dukungan publik terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) cukup tinggi dan merata. Pihak pengelola satuan pendidikan negeri, satuan pendidikan swasta, pengawas, akademisi/dosen, hingga penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) mendukung IKM.

Pelaksanaan Kurikulum Merdeka dimulai pada tahun ajaran 2022/2023. Apa dan bagaimana persiapan sekolah/madrasah dalam IKM?

Ditinjau dari praksis kurikulum di Indonesia, Kurikulum Merdeka (KM) merupakan kurikulum yang didesain untuk memulihkan kondisi pembelajaran di sekolah akibat pandemi Covid-19.

Sebelum munculnya KM, terlebih dulu ada Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Darurat (KD).

Kini, secara faktual, masih ada sebagian sekolah/madrasah yang menerapkan K-13 dan KD. Sebagian lainnya telah menerapkan KM dengan program Sekolah/Guru Penggerak.

Sosialisasi IKM

Saat ini, sosialisasi IKM terus dilakukan oleh pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui seri webinarnya.

Selain itu, pihak Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten dan kota juga intens melakukan sosialisasi IKM. Pelan tapi pasti, para guru akan belajar tentang IKM beserta keunggulannya.

Salah satu keunggulan dari IKM adalah munculnya pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning, PjBL).

Di lapangan dijumpai fakta bahwa belum semua guru paham akan pembelajaran berbasis proyek.

Yang terjadi selama ini, para guru mengajar dengan memosisikan siswanya sebagai objek belajar, bukan subjek belajar.

Akibatnya, di kelas terjadilah pembelajaran terpusat pada guru (teacher centered learning), bukan pembelajaran terpusat pada siswa (student centered learning). Padahal, PjBL meniscayakan pembelajaran terpusat pada siswa.

Selain itu, pemahaman guru akan jenis-jenis produk dalam PjBL juga masih terbatas.

Padahal, merujuk unggahan Instagram @ryan.oktapratama (12/5/2022), terdapat 70 ide produk pembelajaran berbasis proyek. Ide pertama adalah aktivitas pembelajaran. Selama ini, prediksi penulis, para guru di sekolah/madrasah, baru melaksanakan aktivitas pembelajaran di kelas.

Belum mengarahkan aktivitas pembelajaran itu menghasilkan produk pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Sebagai contoh, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat memilih beberapa produk terkait sejumlah kompetensi dasar (KD) siswanya.

Ide buku antologi puisi dapat dipilih agar sesuai dengan KD siswa menulis teks puisi. Ide acara siniar/podcast dengan narasumber mumpuni dapat dipilih agar sesuai dengan KD siswa melakukan wawancara atau praktik wicara. Dengan begitu, pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan di SD, SMP, dan SMA.
Contoh lainnya, guru Seni Budaya juga dapat memilih beberapa produk terkait sejumlah KD siswanya.

Ide pameran seni dapat dipilih agar sesuai dengan KD siswa menghasilkan produk seni (rupa, kriya, lukis, fotografi, dll.). Ide pertunjukan seni dapat dipilih agar sesuai dengan KD siswa menampilkan pertunjukan seni (tari, suara, drama, dll.).

Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek dapat pula dilakukan di SMK berbasis seni-budaya.

Berjalan Lancar

Terkait hal di atas, tak ada salahnya jika dalam sosialisasi IKM disampaikan perihal 70 ide produk pembelajaran berbasis proyek. Para guru dan kepala sekolah diberikan keleluasaan untuk menentukan produk pembelajaran di kelas.

Yang pasti, produk pembelajaran itu sesuai dengan kemampuan siswanya. Bagi sekolah yang mapan dari segi keuangan, penerbitan buku antologi siswa dan penyelenggaraan siniar tidak menjadi masalah berarti.

Sebaliknya, bagi sekolah yang minus dari segi keuangan, produk pembelajaran siswa dapat disesuaikan dan/atau dibantu oleh pihak komite sekolah dan orang tua/wali siswa. Produk pembelajaran kelak bermanfaat bagi siswa, guru, orang tua/wali, dan sekolah/madrasah.

Semoga pelaksanaan IKM dapat berjalan lancar dan tidak terkendala apa pun. Selain itu, yang terutama, dapat memulihkan kondisi pembelajaran akibat pandemi Covid-19. Semoga.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa Doktoral Ilmu Pendidikan Bahasa UNY