Sudut Pandang Mahasiswa dalam Menyikapi Persoalan "Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka"

Rabu, 11 Januari 2023 - 11:20:28


Muqoyyimul Hisyam Ar Ridlo
Muqoyyimul Hisyam Ar Ridlo /

Radarjambi.co.id-Apa itu Merdeka Belajar Kampus Merdeka? Dalam suatu Seminar Nasional yang membahas hal revolusi pendidikan salah satunya Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) beserta kurikulum dan proses pembelajarannya menerangkan bahwa, pada dasarnya MBKM sendiri merupakan terobosan baru dalam dunia pendidikan dalam rangka menaikkan taraf pendidikan di Indonesia dengan memanfaatkan IPTEK serta Sumber Daya Manusia yang berkemajuan.

Pada prosesnya MBKM merupakan seperangkat aturan pembelajaran pendidikan yang melakukan pendekatan terhadap minat dan bakat mahasiswa atau siswa di kampus dan lingkungan sekitar.

Kurikulum yang diangkat dalam MBKM pun merupakan pengembangan kompetensi mahasiswa dalam mengexplore kemampuan atau potensi diri yang berasal baik dari kemampuan analitik maupun linguistik.

MBKM mengarahkan bahan ajar kearah pengembangan karakter sesuai minat bakat sehingga mahasiswa mampu explore seluas-luasnya pada bidang yang ia minati.

Harapannya dapat menciptakan generasi penerus yang berkompeten dalam segala bidang yang memang diminati tanpa ada keterpaksaan ataupun pembatasan baik dari pihak kampus atau pengajar.

MBKM memberikan media untuk mahasiswa berekspresi melalui minat dan bakat diri dan berkompetensi sehingga mahasiswa mampu terbiasa untuk bersaing dalam menaikkan kualitas diri.

Adapun sistem MBKM dalam ranah kampus memiliki banyak tantangan dan target dalam proses penerapannya. Sekarang sudah banyak kampus yang mulai menerapkan kurikulum merdeka dari MBKM ini.

Target yang dimiliki oleh pelaksanaan MBKM tentunya adalah terwujudnya visi misi MBKM itu sendiri yang menjadikan mahasiswa sebagai agen perubahan dunia yang mampu menguasai "dunianya dan kemampuannya sendiri".

Maka dalam penerapannya MBKM memiliki banyak sistem yang saling berkelanjutan dalam pembelajaran mahasiswa di Kampus, diantaranya adalah adanya sistem belajar yang tidak tertekan pada hanya satu prodi saja.

Artinya mahasiswa dapat mendalami mata kuliah di program studi lain baik dalam fakultas yang sama maupun berbeda. Dengan program tersebut diharapkan mahasiswa bisa mendapatkan materi pembelajaran yang ia mau, disisi lain program tersebut merupakan jawaban atas aksi mahasiswa yang menuntut bahwa banyaknya kasus mahasiswa yang salah pilih jurusan.

Selain program tersebut, MBKM erat kaitannya dengan pembelajaran yang aktif di lapangan daripada menekankan mahasiswa di dalam kelas.

Tujuannya adalah agar mahasiswa dapat belajar kondisi di lapangan yang sebenarnya dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi yang baik dan benar.

Maka MBKM memiliki program pertukaran pelajar antar prodi, fakultas ataupun kampus dengan sistem yang tadi disebutkan diatas.

Mahasiswa diberikan kebebasan dalam menentukan pilihannya dalam menggeluti mata kuliah atau program studi lain tanpa harus menambah masa belajar di kampus.

Mata kuliah yang mahasiswa ambil pada program studi lain atau fakultas lain akan diakumulasikan dalam sistem kredit mahasiswa yang kemudian tidak akan menunda masa belajar di kampus akan tetapi lulus dengan kolaborasi ilmu yang didapat dari sistem MBKM ini.

Adapun tantangan dalam berjalannya MBKM ini tidak lepas dari mahasiswa dan kampus sebagai agen yang menjalankan MBKM.

Adanya ketidaksiapan baik mahasiswa ataupun kampus dalam menjalankannya diantaranya karena fasilitas atau sraana dan prasarana yang belum terpenuhi serta syarat MBKM yang belum segera dijalankan kampus.

Akibatnya kampus hanya dapat mengadopsi sistem MBKM secara tidak menyeluruh karena adanya kekurangan beberapa aspek pendukung. Hal inilah yang kemudian menjadikan mahasiswa bingung dalam mengikuti masa pembelajaran di kampus.

Mahasiswa kesulitan beradaptasi terkait adanya perubahan kurikulum pendidikan yang terus menerus mengalami perubahan dalam sedekade terakhir ini.

Banyak mahasiswa yang menyuarakan argumennya terkait kurikulum pendidikan yang kurang jelas arahnya adalah bukti bahwa pelaksana MBKM dalam hal ini adalah pemerintah dan kampus belum mampu untuk mempersiapkan secara matang terkait kurang lebihnya sistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka bagi semua pihak yang terlibat.

Dalam sudut pandang mahasiswa kurikulum merdeka masih abu-abu untuk dilaksanakan karena minimnya informasi dan pelaksanaan dari kampus.

Sehingga tidak jarang mahasiswa kebingungan terkait perubahan kurikulum yang terus menerus terjadi. Bahkan beberapa pihak saja belum bisa memaksimalkan kurikulum yang sebelumnya. (*)

Penulis : Muqoyyimul Hisyam Ar Ridlo - Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan