Partisipasi Petani Dalam Konservasi Lahan Pertanian di Lahan Kering

Kamis, 12 Januari 2023 - 12:17:11


Harni Oktasari
Harni Oktasari /

Radarjambi.co.id-JAMBI-Sumber daya alam seperti halnya air, udara, lahan, minyak, ikan dan hutan merupakan sumber daya yang sangat diperlukan
kelangsungan hidup manusia.

Pengelolaaan sumber daya yang baik
akan meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan pengelolaan sumber daya alam yang tidak baik akan berdampak buruk.

Salah satu sumber saya alam yang patut di perhatikan saat ini yakni lahan.

Lahan menjadi sumber daya utama dalam kegiatan pertanian. Lahan pertanian memiliki kontribusi besar dalam
penyediaan kebutuhan pangan dan peningkatan perekonomian
suatu daerah.

Selain itu, lahan pertanian juga diketahui
berkontribusi terhadap degradasi tanah.

Di sebagaian daerah di Indonesia seperti di Jawa, Bali, Madura dan beberapa psat pemukiman di luar pulau tersebut di ketahui memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar, menjadikan
ketersediaan lahan untuk pertanian semakin langka, baik dari sektor luas lahan maupun mutu lahan pun menurun.
Muncul pula masalah seperti lahan kering.

Konservasi lahan pertanian pada lahan yang kering perlu dilakukan, karena hal
tersebut berfungsi bagi kehidupan dunia pertanian itu sendiri.

Konservasi lahan berarti bagaimana kita menggunakan lahan agar dapat memberikan manfaat yang optimum bagi kepentingan petani itu sendiri.

Konservasi lahan adalah melakukan perbaikan pada tanah agar dapat kembali menjadi produktif.

Dengan memanfaatkan teknik
konservasi lahan pertanian pada lahan kering, petani dapat memperoleh pengetahuan serta dapat memanfaatkan tanaman- tanaman apa saja yang dapat ditanami pada lahan kering.

Teknik konservasi lahan yang banyak di jumpai saat ini antara lain yaitu dalam bentuk guludan dan teras bangku.

Kemudian penanaman tanaman penutup tanah. Teknik konservasi ini,selain
bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, juga dapat dijadikan sebagai penghambat benturan langsung terhadap curah hujan.

Sehingga erosi tanah pada lahan tegalan dan kebun campuran dapat dihambat.

Pergiliran tanaman serta penanaman tanaman yang cocok untuk lahan kering sangat di perlukan.

Jenis tanaman yang di rekomendasikan untuk lahan kering diantaranya seperti kelapa, tebu, kaliandra merah, turi, lamtoro gung, yang berfungsi dapat melestarikan alam, khususnya
mencegah bencana longsor dan tanah retak.

Dalam mengatasi degradasi lahan dan memciptakan lingkungan yang berkelanjutan, diperlukan teknologi yang ramah lingkungan serta bersifat insitu.

Teknologi yang diperlukan yaitu kerapatan tanaman, karena kerapatan tanaman berhubungan dengan erosi dan longsor.

Indonesia merupakan negara tropis yang tentunya cenderung memiliki curah hujan yang tinggi menjadi penyebab bahaya banjir, erosi dan tanah longsor.

Selain teknik dalam konservasi lahan
kering,alat pertanian juga perlu di perhatikan.

Misalnya dalam penggunaan cangkul. Dalam pengelolaan lahan kering ,dibutuhkan pula cangkul khusus.

Cangkul jenis sabon yang memiliki sudut lebih sempit dan ukuran cangkul yang lebih lebar juga merupakan strategi adaptasi yang dapat digunakan dalam pengolahan lahan kering.

Jenis cangkul tersebut digunakan untuk menjaga lahan yang diolah tetap produktif, sudut cangkul yang lebih sempit membuat tanah yang dicangkul menjadi tidak terlalu dalam.

Sehingga menjadikan lapisan tanah yang mengandung humus agar tetap
terjaga di permukaan tanah, cangkul dengan permukaan lebih lebar
menjadikan pekerjaan petani lebih cepat terselesaikan.

Masyarakat (petani), sangat berperan dalam konservasi lahan ini.

Partisipasi petani merupakan suatu hal penting dalam mewujudkan
pengelolaan sumber daya alam kita,yakni sumber daya lahan pertanian.

Namun ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi peran petani terhadap penerapan teknik konservasi lahan,salah
satu nya yaitu umur.

Umur petani menjadi faktor penentu dalam kemampuan berpikir, bertindak dan kesediaan menanggung resiko.

Pada dasarnya semakin tua umur seseorang, maka ia memiliki pengalaman yang lebih banyak dan lebih matang. 

Namun pada dasarnya petani yang sudah berpengalaman,akan lebih yakin mengenai cara kerja dan pengetahuannya, karena telah teruji dalam prakteknya,dibanding dengan mengikuti teknik baru.

Akibatnya adalah petani sering lebih cenderung mengikuti cara cara produksi yang tradisionil karena sulit baginya untuk menerima cara baru, serta secara fisik semakin tua umur seseorang maka akan cenderung akan semakin lemah, baik dalam melakukan sesuatu. 

Sebaliknya semakin muda umur seseorang,umumnya mempunyai kemampuan dan keinginan untuk belajar yang lebih tinggi, tubuh atau fisik yang kua, dan mudah menerima atau mempraktekkan teknik baru, serta berani menanggung resiko yang tidak berat akibatnya.

Dengan melakukam konservasi lahan pertanian tentunya akan berdampak biak pada bumi kita,banyak manfaat baik yang akan kita dapatkan.

Kegiatan konservasi yang dilakukan pada lahan kering akan menjadi upaya baik kita dalam pencegahan erosi, memperbaiki tanah yang rusak, dan memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah. 

Para petani juga dapat merasakan manfaat nya,di antaranya produktifitas pertanian meningkat,penghasilan para petani meningkat,lahan yang sudah tidak dapat produktif untuk bertani pun dapat kembali menjadi lahan produktif.  

Masalah umur yang menjadi salah satu faktor penghambat peran petani dalam penerapan teknik konservasi lahan dapat di atasi dengan cara menghadirkan seorang yang memiliki pengetahuan baik tentang teknologi konservsi.

Kemudian memberikan pengarahan kepada petani bagaimana cara menerapkan teknik konservasi lahan pertanian dengan baik yang akan mendatangkan banyak manfaat dan mempermudah kerja pengelolahan lahan pertanian berikut proses pertanian nya.(*)

 

Penulis: Harni Oktasari, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, prodi Matematik